Postingan

Benarkah Keluarga Berperan Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ?

Gambar
Sebagai seorang manusia tentunya tidak asing lagi jika berbicara mengenai pendidikan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupannya. Melalui pendidikan seseorang dapat menentutkan arah/tujuan hidup yang hendak dicapai sesuai dengan norma/aturan yang berlaku. Pemerintah juga mengatur pendidikan di Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 5 ayat 1 menjelaskan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Artinya pendidikan tujukan untuk semua elemen masyarakat, termasuk anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan usaha untuk pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga berusia enam tahun. 1 Secara umum pendidikan anak usia dini dilakukan dengan memberikan stimulus, membimbing dan memberikan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan potensi kemampuan dan keterampi

Bagaimana Berkomunikasi Dengan Manusia ?

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Pasti ada perbedaan pendapat jika mengartikan manusia. Kenapa aku mengatakan manusia itu adalah makhluk individu ? Karena manusia mempunyai tujuan sendiri dalam hidupnya. Makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Ia yang bertanggung jawab atas dirinya. Ia diciptakan untuk beribadah dan beriman kepadaNya, dan mempertanggung jawabkan semua yang diperbuat selama hidup. Manusia memiliki kebebasan terhadap dirinya untuk melakukan yang diinginkan atau bisa disebut dengan hak pribadi. Namun, manusia juga makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan hidupnya manusia membutuhkan orang lain. Ia akan cenderung meminta bantuan dan pertolongan apabila tidak mampu melakukannya sendiri. Meminta bantuan kepada orang tua, keluarga, teman, atau orang lainnya. Makhluk sosial artinya melakukan interaksi, berkomunikasi dengan orang lain. Adanya hubungan timbal balik dengan dua

Kapan Kamu Pulang ?

Pertanyaan “Kapan kamu pulang ?” seoalah-olah menjadi hal yang sering terlontarkan lewat pesan singkat dari gawaimu. Pesan singkat itu berasal dari ibumu-ayahmu bahkan keluargamu yang lain. Ada makna tersirat dalam pesan itu. Ada kata yang tak bisa terucap dengan jujur. Menyimpan kerinduan yang teramat besar padamu. Rindu akan canda tawamu bersamanya. Senyum ceria yang sering kau lihatkan pada mereka di kala pagi hari. Namun, mereka hanya bisa merasakannya lewat telepon. Lewat foto yang ada di gawainya. Rasa-rasanya kamu sudah lupa kapan terakhir kali kamu pulang tuk mengunjungi mereka. Kamu merasa sibuk dengan kegiatan di kampus. Ikut organisasi sana-sini, eksrakulikuler, rapat, dan berbagai macam alasan lain. Ya begitulah katanya seorang Mahasiswa yang aktif. Sepertinya seringkali kamu mengabaikan pertanyaan ibumu yang menanyakan untuk pulang. Kamu hanya memberikan janji pada mereka dengan mengatakan “Minggu depan aku pulang”. Nyatanya hingga berbulan-bulan kamu tak kunjung

Mentari Bukan Milikku

Pada tiap-tiap pagi menatapnya begitu pelik mendekatkan mata yang kian hari mulai lesap yang sebenarnya tak berjarak lebih jauh dari rasa suka pada dirinya Sukmaku berteriak manakala mengangkasa di langit terjatuh di hamparan lembah yang kosong Ragaku terombang-ambing bagaikan ombak pasrah sedang berdamai dalam hatinya    Terkenang wajahnya berseri disinari sang surya, laksana embun disinari mentari Matanya bening bagaikan lautan tenang melambai-lambai nyiur kelapa       Tak ingin bayangan itu mengusik jiwa yang rapuh yang terpenjara dalam dinding harapan Mimpi dan rasa yang tak akan menjadi nyata segera berakhir di ujung senja Menitipkan secercah doa pada sang khalik dengan air mata membasahi pipi menyerukan suara lantang pada hati Mentari bukan milikku         Jember, 18 September 2018

Makna Cinta Dalam Diam

Hmmm... “Cinta Dalam Diam” sering sekali kita mendengarnya di lingkungan kita, di medsos, atau jangan-jangan kita sendiri sedang mengalaminya. Eitsss.. seperti apa sih cinta dalam diam menurut temen-temen? Apakah cinta dalam diam itu, sebatas kita tidak mengatakan ke ‘dia’ tentang perasaan kita? Apakah pura-pura benci di kehidupan nyata tapi selalu kepoin medsosnya setiap saat? Apakah menundukkan pandangan saat terlihat oleh ‘dia’ tapi mencuri-curi pandangan ketika dia udah pergi? Apakah cinta dalam diam itu, menyembunyikan perasaan tetapi sering posting status galau saat dia online biar dia membacanya? Apakah cinta dalam diam itu, berusaha menghindarinya tapi masih sering chattingan hingga larut malam? Apakah cinta dalam diam itu, pura-pura perhatian agar bisa tau keadaannya dan mengatakan sesame manusia harus saling membantu? Apa seperti itu cinta dalam diam ? “BUKAN” menurut buku yang aku baca itu bukan cinta tetapi itu hanya modus. Cinta dalam diam itu, menyerahkan semua perasa

Ketika Mimpi Jadi Nyata

Lita berdiri di dekat jendela kamar, baru kali menghirup udara pagi begitu segar. Awan-awan menghiasi langit yang biru, cerah sekali semoga tak akan turun hujan. Rasanya semangat sekali untuk berangkat ke kampus. Bergegaslah diriku berdandan yang cantik buat ketemu Nino- dia cowok yang paling ganteng, kepribadian baik di kampus. ** Nino kamu ganteng banget sih, kamu keren banget, Nino aku suka kamu (begitulah teriakkan teman-temanku). Lita hanya memandangi dia dari kejauhan melihat senyumannya detak jantungku begitu cepat dan langkah kakinya semakin dekat seperti ia datang menghampiriku, semakin dekat, semakin dekat lagi *toossss (Jay memukul kening Lita) “Sadar Lit, melamun terus lo” sambil menepuk pundak Lita “Yaampun Jay lo ngagetin gue aja, kirain si Nino yang dateng ternyata gue melamun” Lita menampakkan wajah kecewanya. “Segitunya sih kalau liatin dia” Jay merasa heran “Lo tau nggak dia keren banget, senyumannya, matanya, rambutnya, ahh pokoknya dia perfect banget Ja

Rindu Tak Bisa Bertemu

Terhitung sejak aku kecil hingga sekarang aku selalu merasa rindu. Rindu akan sosok ibu dan ayah untuk menghiasi hari-hariku. Meski mata tak sering memandang, meski tangan tak bisa memeluk, dan meski hati sering menetes, aku mencoba kuat. Sesekali aku ingin merasa pulang sekolah dijemput dengan ayah, bercanda tawa dengan ibu, bahkan minta disuapin saat makan dan bermanja dengan mereka. Aku pernah melakukan hal itu dengan mereka walau tak sesering teman-temanku. Terkadang aku merasa iri dengan teman yang bisa mengisi hari-harinya dengan orang tua mereka, mulai dari jalan-jalan, makan, berlibur, bermain, yang dilakukan bersama-sama. Melihat itu semua aku hingga meneteskan air mata yang tak dapat terbendung lagi. Dalam hati aku menyalahkan keadaan yang membuatku tidak bisa seperti mereka. Yaaa itu semua tidak bisa diterima begitu saja pada anak kecil yang masih polosnya. Tetapi aku tidak merasa sendirian, hari-hariku dipenuhi dengan kasih sayang nenek dan saudaraku selain kasih saya