Rindu Tak Bisa Bertemu



Terhitung sejak aku kecil hingga sekarang aku selalu merasa rindu. Rindu akan sosok ibu dan ayah untuk menghiasi hari-hariku. Meski mata tak sering memandang, meski tangan tak bisa memeluk, dan meski hati sering menetes, aku mencoba kuat. Sesekali aku ingin merasa pulang sekolah dijemput dengan ayah, bercanda tawa dengan ibu, bahkan minta disuapin saat makan dan bermanja dengan mereka. Aku pernah melakukan hal itu dengan mereka walau tak sesering teman-temanku. Terkadang aku merasa iri dengan teman yang bisa mengisi hari-harinya dengan orang tua mereka, mulai dari jalan-jalan, makan, berlibur, bermain, yang dilakukan bersama-sama. Melihat itu semua aku hingga meneteskan air mata yang tak dapat terbendung lagi. Dalam hati aku menyalahkan keadaan yang membuatku tidak bisa seperti mereka. Yaaa itu semua tidak bisa diterima begitu saja pada anak kecil yang masih polosnya. Tetapi aku tidak merasa sendirian, hari-hariku dipenuhi dengan kasih sayang nenek dan saudaraku selain kasih sayang orang tua. Aku tak mengapa, aku tetap bersyukur, karena mereka semua adalah orang-orang hebat yang ada di hidupku.
Ketika berada di Sekolah Menengah Pertama aku ditinggalkan oleh Ibu yang sangat aku cintai. Perasaanku sangat kacau, air mata terkucur sangat deras melihat beliau sudah pergi mendahului ku. Seandainya saja aku diberi waktu terakhir kali, aku ingin menghabiskan hari-hariku bersamanya. Aku ingin bercanda tawa, aku ingin bahagia bersama, aku ingin mengabadikan satu hariku dengan dengannya. Sehingga saat beliau pergi meninggalkanku, aku masih bisa melihat dan mengenangnya lewat foto itu. Tetapi semua itu hanya angan belaka, aku sangat menyesal karna tak ada satu fotopun dengan Ibu. Waktu tak bisa diputar lagi, semua akan tetap berjalan sesuai air yang mengalir dari hulu hingga hilir. Penyesalan selalu ada di belakang setelah semua terjadi di hadapanku.
Namun, kini ku mulai beranjak dewasa, umurku tak semuda dulu, sikapku tak sekecil dulu. Saat ini aku mulai mengerti dan paham dengan keadaan yang telah ku alami sejak kecil. Aku bisa mendapatkan hikmah luar biasa, yang belum tentu orang lain dapatkan. Dari pengalaman yang ku punya, aku sekarang tumbuh dengan sosok perempuan yang tangguh, kuat, tidak mudah mengeluh menghadapi ujian yang datang. Aku mampu hingga sekarang karna ada Allah yang tak pernah tidur dan selalu menemani hambaNya yang senantiasa beriman dan berdoa. Kekuatan doa begitu besar dan hebatnya, tak ada yang dapat mengalahkan kekuatan dari doa berdoalah maka akan ku beri. Selain itu aku memiliki keluarga sebagai tempat untuk berlindung dan memberikan kasih sayangnya padaku. Aku berjanji pada diriku untuk menjadi orang yang sukses dalam berkarier sehingga bisa membiayai adek-adekku. Semoga dari jauh sana Ibu bisa tersenyum aku bangga padamu nak.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Jadi Nyata

Kapan Kamu Pulang ?