Mentari Bukan Milikku


Pada tiap-tiap pagi menatapnya begitu pelik
mendekatkan mata yang kian hari mulai lesap
yang sebenarnya tak berjarak lebih jauh dari
rasa suka pada dirinya

Sukmaku berteriak manakala mengangkasa di langit
terjatuh di hamparan lembah yang kosong
Ragaku terombang-ambing bagaikan ombak
pasrah sedang berdamai dalam hatinya  

Terkenang wajahnya berseri disinari sang surya,
laksana embun disinari mentari
Matanya bening bagaikan lautan tenang
melambai-lambai nyiur kelapa
     
Tak ingin bayangan itu mengusik jiwa yang rapuh
yang terpenjara dalam dinding harapan
Mimpi dan rasa yang tak akan menjadi nyata
segera berakhir di ujung senja

Menitipkan secercah doa pada sang khalik
dengan air mata membasahi pipi
menyerukan suara lantang pada hati
Mentari bukan milikku
       
Jember, 18 September 2018








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Tak Bisa Bertemu

Ketika Mimpi Jadi Nyata

Kapan Kamu Pulang ?