Bagaimana Berkomunikasi Dengan Manusia ?


Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Pasti ada perbedaan pendapat jika mengartikan manusia. Kenapa aku mengatakan manusia itu adalah makhluk individu ? Karena manusia mempunyai tujuan sendiri dalam hidupnya. Makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Ia yang bertanggung jawab atas dirinya. Ia diciptakan untuk beribadah dan beriman kepadaNya, dan mempertanggung jawabkan semua yang diperbuat selama hidup. Manusia memiliki kebebasan terhadap dirinya untuk melakukan yang diinginkan atau bisa disebut dengan hak pribadi.

Namun, manusia juga makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan hidupnya manusia membutuhkan orang lain. Ia akan cenderung meminta bantuan dan pertolongan apabila tidak mampu melakukannya sendiri. Meminta bantuan kepada orang tua, keluarga, teman, atau orang lainnya. Makhluk sosial artinya melakukan interaksi, berkomunikasi dengan orang lain. Adanya hubungan timbal balik dengan dua orang manusia/lebih. Dalam berkomunikasi dengan orang lain pastinya sangat erat dalam kehidupan kita. Sehari-sehari kita bisa melakukan komunikasi dengan orang lain, hal tersebut tak lepas dari attitude. Pasti bertanya-tanya apa hubungannya komunikasi dengan attitude ? Nah, sebelum lebih jauh perlu kalian tau dulu apa artinya attitude. Attitude adalah sikap, tingkah laku atau perilaku sesorang dalam beritenteraksi atau berkomunikasi dengan masusia. Attitude itu sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang berkomunikasi dengan sopan santun belum tentu juga memiliki attitude yang baik.

      Attitude dan komunikasi haruslah jalan dengan seimbang. Tanpa komunikasi yang baik kita tidak akan mendapatkan teman/lawan bicara yang sesuai dengan kita. Komunikasi memang alat untuk berinteraksi dengan manusia. Tanpa adanya komunikasi manusia tidak bisa mencapai tujuannya. Sama halnya dengan attitude, tanpanya manusia bisa tidak diterima di lingkungannya. Mana mungkin ada yang berteman dengan orang yang memiliki attitude buruk, seperti suka emosi, tidak bisa menghargai, tidak bisa menerima pendapat orang lain. Selain itu komunikasi dan attitude yang baik bisa berpengaruh dalam bekerja.

      Ada cerita wanita yang tinggal di Negara Eropa. Kesehariannya ia seorang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi yang ternama. Dia mahasiswa yang pintar dan memiliki IQ yang tinggi. Namun, hal tersebut tak sebanding dengan attitude yang baik. Saat itu ia sedang melamar pekerja di beberapa perusahaan namun, tidak ada satu pun yang menerimanya. Ia merasa penasaran kenapa ia ditolak oleh semua perusahaan yang ia datangi. Hingga wanita tersebut memberanikan diri masuk ke ruang SDM untuk menanyakan alasannya. Jika dilihat ijazahnya memang ia memiliki nilai yang tinggi dan logikanya pasti diterima kerja. Namun, ternyata ada hal yang tidak bisa ditoleransi oleh perusahaan mengenai sikapnya. Ia seringkali tertangkap basah ketika naik kereta dengan curang, sistem pembayaran di negara tersebut tanpa ada pengawas. Seseorang yang hendak naik kereta membeli tiketnya secara online dan menukarkan ketika hendak naik ke kereta. Dan ternyata hal tersebut ada record melalui cctv. Maka dari itu ia tidak dapat diterima, dan ia sangat menyesalinya karena sikap memang berpengaruh besar terhadap pekerjaannya.

      Berbeda lagi dengan cerita di atas. Seperti yang kita ketahui setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang mudah tersinggung, ada yang don’t care dengan perkataan orang. Kita sebagai makhluk sosial juga harus pandai dalam berkomunikasi dengan orang lain, bisa memposisikan diri kita saat komunikasi sesuai dengan situasi, kondisi dan siapa lawan bicara kita. Tidak bisa kita generalisasi informasi yang hendak kita sampaikan. Ada suatu kondisi ketika hendak bercanda dengan teman seperti mengatakan “Kok kamu sekarang tambah item”, “Eh gak pernah ketemu nih, makin gendut sih lu”, “Yaampun kurus banget sih lu, gak pernah makan apa”
Simple sih yang sering kita lontarkan pada temen kita, dan tanpa menyadarinya ada hati yang tersakiti oleh perkataan itu. Kalau yang jadi korban itu orangnya sabar, dia diem aja tapi dalam hatinya ia merasa tersakiti. Berbeda dengan si korban yang mudah tersinggung biasanya melakukan pembelaan, dan saling mengejek juga. Kejadian-kejadian tersebut seringkali terjadi dalam kehidupan bersosial dengan manusia.

       Setelah aku banyak belajar dan mengamati ternyata penerimaan seseorang terhadap apa yang kita anggap bercanda itu berbeda. Ya karena sifat manusia memang beraneka ragamnya. Dari situlah aku juga mulai belajar untuk tidak bercanda lagi terhadap fisik seseorang. Lebih tepatnya memberikan solusi kepada orang yang bersangkutan jika memang ia meminta bantuan/bertanya kepada kita. Jadi, lebih bijaklah dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Tak Bisa Bertemu

Ketika Mimpi Jadi Nyata

Kapan Kamu Pulang ?