Benarkah Keluarga Berperan Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ?



Sebagai seorang manusia tentunya tidak asing lagi jika berbicara mengenai pendidikan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupannya. Melalui pendidikan seseorang dapat menentutkan arah/tujuan hidup yang hendak dicapai sesuai dengan norma/aturan yang berlaku. Pemerintah juga mengatur pendidikan di Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 5 ayat 1 menjelaskan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Artinya pendidikan tujukan untuk semua elemen masyarakat, termasuk anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan usaha untuk pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga berusia enam tahun. 1 Secara umum pendidikan anak usia dini dilakukan dengan memberikan stimulus, membimbing dan memberikan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan potensi kemampuan dan keterampilan anak. Adanya pendidikan juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmasi serta rohani agar anak memiliki kesiapa dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut yang dapat diselenggarakan formal, nonformal dan informal. Pendidikan jalur non formal misalnya kegiatan kelompok bermain dan penitipan anak. Dalam kelompok bermain anak usia dini diberi kebabasan untuk bermain tetapi diselingi dengan belajar. Materi yang akan disampaikan pun juga menyesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik. Metode kelompok bermain ini dapat berjalan efektif dan efisien apabila terjadi interaksi dan kontribusi aktif dari anak untuk mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan penitipan anak, merupakan tempat untuk singgah anak yang orang tuanya tidak dapat mengasuh sementara dikarenakan kesibukan yang dimiliki oleh orang tua, misalnya orang tua bekerja di perkantoran dengan jadwal pagi hingga sore sehingga memerlukan pengasuh untuk mendampingi anaknya. Untuk pendidikan informal dapat diperoleh dari orang tuanya langsung, keluarga, maupun lingkungan sosialnya.


Menurut (Mansur, 2013) dalam (Madyawati, 2016) Pendidikan anak usia dini salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan enam perkembangan yaitu: perkembangan moral dana gam, perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halu), kecerdasan/kogitif (daya piker, daya dipta), sosio-emosional (sikap dan emosi), bahasa, dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan seusai kelompok usia yang dilalui anak usia dini.


Pendidikan pada anak tentunya menjadi sebuah prioritas bagi orang tua. Berdasarkan hasil riset menyatakan jika pada masa usia dini seorang anak yang mendapat stimulus/ransangan maksimal, makan potensi anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Artinya pendidikan pada anak perlu mendapatkan perhatian dari belbagai pihak baik orang tua, keluarga, lingkungan maupun pemerintah. Peran/peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang telah mendapatkan hak dan melakukan kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya makan orang tersebut telah melaksanakan suatu peranan. Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak mereka. Anak akan cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya melalui indera penglihatan dan akan direcord dalam memori otaknya. Jika ingin mendaptakan generasi anak yang memiliki keperibadian baik, secara moral dan agama maupun akademis maka, orang tua harus dapat menciptakan suatu kondisi yang baik pula bagi anaknya.


Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidupnya anaknya untuk membentuk kepribadian, pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena anak akan mengahabisakan waktunya bersama dengan orang tuan dan keluarganya. Lingkungan keluarga yang positif juga berkontribusi dalam membantu kecerdasan anak baik kecerdasan intelektual, spiritual maupun emosional. Usia dini merupakan masa emas (golden age) yang tidak akan terulang, karena pada masa ini merupakan paling penting untuk membentuk kepribadian, kemapuan berpikir, kecerdasan, dan keterampilan. Masa ini ditandai dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak anak sehingga sangat penting bagi perkembangan intelektual, emosi, dan sosial anak di masa mendatang  (Kurniah, 2017).


Berbicara pendidikan pada anak usia dini, tidak lepas dari, seberapa jauh orang tua akan mempersiapkan pendidikan anaknya. Pendidikan anak usia dini juga bukan satu-satunya yang menentukan kesuksesan bagi anak di masa mendatang. Namun hal tersebut merupaka salah satu usaha yang penting dan harus diperhatikan. Dengan adanya peran orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan pada anak untuk mendidik intelektual, moral, emosional, agama maka anak akan lebih siap untuk menghadapi pendidikan sekolah dasar.


Saat ini masyarakat telah merasakan betapa pentinya pendidikan anak sejak usia ini. Hal tersebut terbukti semakin banyaknya tempat pendidikan anak usia dini baik formal, non formal dan informal di Indonesia. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak, raudatul athfal, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain, taman penitipan anak, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan. Sejak tahun 2009 pemerintah mulai menggalakkan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan bekerja sama dengan Bappenas (Agus, 2009)

news.okezone.com


Program pendidikan anak usia dini tidak dapat terlepas dari peran, perhatian dan tanggung jawab keluarga. Karena sebagian besar waktu anak usia dini berada bersama kelurga, dimana melalui peran serta orang tua diyakini dapat memberikan pemahaman kepa anak, karena pendidikan berkulitas, lebih efektif dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan utama yang dialami oleh anak. Melalui pendidikan keluarga, diharapkan anak memiliki pribadi yang siap, mandiri dan mampu menjadi warga masyarakat yang baik di masa mendatang. Keluarga memiliki fungsi sebagai proteksi, rekreasi, sosialisasi dan edukasi bagi anak (Musliani, 2018).


Pendidikan anak usia dini dalam lingkungan keluarga dapat dipraktikkan kegiatan seperti mendongeng. Dongeng dapat dipercaya sebagai media yang efektif untuk mengembangkan fisik dan kecerdasan. Melalui dongeng pun anak dapat terasah kemampuannya. Anak akan menerima informasi yang diterima melalui alat indera pendengaran dan akan menyimpannya dalam ingatannya. Apabila kegiatan dilakukan setiap hari secara berkelanjutan maka saat anak pada usia sekolah dasar ia akan pandai dalam berkomunikasi dan kreatif dalam berpikir. Lingkungan keluarga harus senantiasa aktif untuk mendukung perkembangan anak secara positif. Terdapat berbagai sikap orangtua yang ada di dalam keluarga dan dapat menunjang perkembangan potensi anak seperti:
1)      Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk bisa menyampaikannya
2)      Mendorong anak untuk terus banyak bertanya
3)      Mendorong anak dalam bekerja sama
4)      Membolehkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
5)      Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak
6)      Meredam emosi/amarah di depan anak
7)      Memiliki sikap yang lemah lembut kepada anak
8)      Memberikan waktu anak untuk berpikir, merenung, dan berimajinasi
9)      Memberikan kebebasan anak untuk meningkatkan kreatifitasnya
10) Menunjang kegiatan yang diinginkan anak

Selain pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal diterapkan di dalam keluarga, pendidikan anak usia jalur pendidikan juga penting dilakukan untuk menunjang dan mendukung anak dalam berkembang. Untuk mendaftarkan ke tempat pendidikan non formal bagi anak orang tua harus memilih secara selektif. Mencari informasi sebanyak-banyaknya kelebihan dan kelemahan dari tempat pendidikan tersebut, agar anak dapat belajar di lingkungan yang tepat. Dengan memilih tempat pendidikan anak usia dini dengan tepat dapat mendorong kemampuan dan kecerdasan anak dalam tumbuh dan berkembang.


Salah satu tempat pendidikan anak usia dini yang ada di Idonesia yaitu Apple Tree Pre-School BSD. Apple Tree Pre-School didirikan pada thuan 2000 yang memiliki visi untuk menjadi sekolah yang mendorong kepercayan dan kemandirian anak diinisiasi dan kegiatan yang diarahkan guru dalam Bahasa Inggris dan Mandari. Apple Tree Pre-School BSD menggunakan kurikulum yang diadopsi dari Singapura yang terdiri dari bidang studi Bahasa Inggris, Matematika, Mandari, Kreativitas, Bahasa, Moral, Musik, Pendidikan Jasmani, Pembelajaran Sosial, Penelitian, dan Teknologi. Terdapat lima (5) program sesuai dengan tingkatan kelas yaitu pada umur 1,5-6 tahun. Program yang diberikan menyesuaikan dengan perkembangan pada kebutuhan dan kemampuan anak-anak yang merupakan dasar dari pembelajaran. Informasi lebih lengkapnya bisa dilihat melalui akun https://www.appletreebsd.com/.
#appletreebsd
             
Sumber:
Agus. (2009). Tips Jitu Mendongeng. Yogyakarta: Kanisius.
Kurniah, N. (2017). Peran Orangtua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan . Jurnal Potensia PG-PAUD FKIP UNIB, Vol (20) No. 1.
Madyawati, L. (2016). Strategi Pegembangan Bahasa Pada Anak Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Musliani, I. (2018). Peran Orangtua Dalam Mendidik Anak Usia Dini ( Telaah Pada Buku Islamic Parenting Karya M. Fauxi Rachman). In Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Sunan Kalijaga.




































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Tak Bisa Bertemu

Ketika Mimpi Jadi Nyata

Kapan Kamu Pulang ?